Pesenam Jordan Chiles sudah tidak asing lagi dalam mencapai mimpinya. Pemain berusia 24 tahun ini telah mengukir namanya dalam sejarah sebagai atlet Olimpiade dua kali, mengamankan medali perak beregu di Olimpiade Tokyo 2020 dan emas beregu di Olimpiade Paris 2024. Namun di tengah pencapaian yang mengesankan ini terdapat kisah yang lebih kompleks tentang ketekunan dan perjuangan untuk mendapatkan pengakuan yang menurutnya ditolak secara tidak adil.
Hanya beberapa minggu setelah merayakan kemenangannya di Paris, kegembiraan Chiles berubah menjadi kekecewaan ketika finis ketiga di final senam lantai dibatalkan oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Meskipun berhasil memperebutkan skor aslinya di tempat kelima, dia diperintahkan untuk melepaskan medalinya, sebuah keputusan yang memicu banding lain yang sekarang menunggu keputusan di Pengadilan Federal Swiss.
Pengalaman rollercoaster ini, yang dirinci dalam buku Chiles yang akan terbit, “I’m That Girl: Living the Power of My Dreams,” mengungkapkan banyak hal tentang tekadnya yang tak tergoyahkan. Ini adalah dorongan yang terus berlanjut bahkan saat dia menavigasi dunia “Dancing With The Stars” yang mempesona. Dalam podcast populer Keke Palmer, “Baby, This Is Keke Palmer,” Chiles mengungkap perjuangan yang sedang berlangsung ini, menawarkan wawasan yang mentah dan jujur tentang apa yang mendorong upayanya untuk menegakkan keadilan tanpa henti.
Dalam klip pratinjau eksklusif yang dirilis oleh Women’s Health, Chiles dengan fasih mengartikulasikan makna terdalam di balik perjuangannya: “Saya terus berjuang untuk apa yang saya lakukan setiap hari, karena saya memahami alasan saya,” katanya kepada Palmer. “Mengapa saya selalu memahami bahwa saya tidak bangun untuk melakukan sprint bagi generasi muda tanpa alasan… Saya tidak menulis buku untuk mereka baca tanpa alasan… Tuhan tidak menciptakan saya hanya untuk berjalan di bumi.”
Kata-kata Chiles yang kuat menggarisbawahi keyakinannya akan tujuan yang melampaui penghargaan atletik individu. Perjuangannya, menurutnya, lebih dari sekadar merebut kembali medali; ini tentang memperjuangkan narasi ketekunan yang lebih besar dan membuktikan bahwa mimpi, ketika diperkuat oleh keyakinan, dapat bertahan bahkan dari rintangan yang paling berat sekalipun.
