Sebuah ungkapan baru beredar di kalangan remaja dan bahkan anak-anak yang lebih kecil: “chungus.” Meskipun terlihat acak, istilah ini telah muncul kembali sebagai bahasa gaul terbaru yang sedang viral, berpotensi menggantikan kata “enam-tujuh” yang mendominasi bahasa anak muda hingga saat ini. Munculnya “chungus” menyoroti pesatnya evolusi budaya internet dan betapa cepatnya meme dan frasa mendapatkan daya tarik.

Arti ‘Chungus’

Istilah “chungus” memiliki dua interpretasi utama. Pertama, kata ini digunakan sebagai deskripsi tegas mengenai situasi yang dialami seseorang saat ini, terlepas dari apakah situasi tersebut positif atau negatif. Seperti yang dijelaskan oleh pencipta TikTok, Pelatih Philly (@ahoopinhornet), remaja menggunakannya untuk mengekspresikan cinta dan frustrasi terhadap hidup mereka, dengan menyatakan, “Saya benci kehidupan chungus saya yang bodoh, saya menyukai kehidupan chungus saya yang bodoh.”

Arti kedua yang lebih kasar dari “chungus” digunakan sebagai istilah yang merendahkan seseorang yang dianggap kelebihan berat badan atau obesitas. Dalam konteks ini, ini digunakan sebagai penghinaan langsung, seperti menyebut seseorang “gemuk” atau “gemuk”.

Asal Usul dan Kebangkitan

Asal usul “chungus” berasal dari kartun Looney Tunes tahun 1941 yang menampilkan Bugs Bunny yang mengejek Elmer Fudd. Kartun tersebut menggambarkan Bugs Bunny sebagai “chungus besar”, yang mengacu pada ukuran tubuhnya. Istilah ini beredar sebagai meme sekitar tahun 2018, menurut Know Your Meme, namun belakangan ini popularitasnya kembali meningkat.

Akun TikTok resmi Looney Tunes bahkan berpartisipasi dalam tren ini, memposting video dengan teks “Saya mencintai kehidupan chungus saya,” yang semakin memperkuat jangkauannya. Hal ini menunjukkan bagaimana merek media yang sudah mapan kini secara aktif terlibat dan memanfaatkan budaya viral di internet.

Pembagian dan Penjagaan Generasi

Popularitas kata “chungus” yang tiba-tiba telah memicu kesenjangan generasi, dengan pengguna yang lebih tua menyesali penggunaannya oleh generasi muda. Komentar pada penjelasan Pelatih Philly mengungkapkan keinginan untuk “menjaga gerbang” istilah tersebut, dengan beberapa orang mengklaim bahwa istilah tersebut “milik” mereka sejak siklus meme awal tahun 2018.

Dinamika ini mencerminkan pola umum dalam budaya internet: seiring bertambahnya usia, meme sering kali diambil kembali oleh pengguna yang lebih muda, sehingga menimbulkan rasa frustrasi di pihak yang pertama kali mempopulerkannya.

Reset Meme Hebat tahun 2026?

Pergeseran dari “enam-tujuh” ke “chungus” mungkin menandakan adanya “reset meme” yang lebih luas di kalangan budaya anak muda. Seiring berkembangnya tren, bahasa gaul baru bermunculan, menggantikan frasa yang dulu mendominasi bahasa anak muda. Kecepatan terjadinya hal ini menggarisbawahi sifat tren internet yang bersifat sementara.

Pengadopsian kata “chungus” oleh generasi muda tidak bisa dihindari, meskipun ada upaya untuk melestarikannya sebagai meme lama. Siklus ini kemungkinan akan terus berlanjut, dengan munculnya bahasa gaul baru yang menggantikan “chungus” di tahun-tahun mendatang